Share

Part 33. Sebuah Tamparan

Kaki melangkah tanpa tujuan. Ini benar-benar sakit. Meninggalkan lelaki yang begitu dicintai karena takdir tidak merestui.

Aku memeluk tubuh sendiri. Angin malam mulai terasa menusuk hingga ke tulang. Untung saja jaket milik Sergio melekat di badan, jadi rasa dingin itu bisa diminimalisir meski sedikit.

Ponsel berdering, kurogoh tas untuk melihat siapa yang tengah memanggil. Nama Sergio tertera di layar ponsel.

Aku berdecak kesal. Apa dia tidak tahu betapa sulitnya aku untuk mengenyahkan dia dari hidupku? Mengapa ia tidak berpikir sedikit pun tentang perasaanku?! Ia yang melarang agar aku tidak menghubungi, tapi dia juga yang melanggar larangan itu.

Kuabaikan panggilan darinya hingga dering itu berhenti sendiri. Ia kembali memanggil. Kutekan icon menolak, lalu menonaktifkan ponsel agar ia tidak bisa menghubungi lagi.

Kaki terus melangkah tak tahu arah. Entah ke mana malam ini tubuh dibawa beristirahat. Mata bahkan belum mengantuk, sementara waktu sudah menunjukkan dini hari.

Sem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status