Hidup Alina yang sempurna hancur setelah kehadiran ibu dan saudara tirinya. Mereka memanipulasi sang papa untuk merebut apa yang dimiliki Alina. Sayangnya, mereka tak tahu Nona Muda ini memiliki rencana memegang kembali apa yang selama ini dimilikinya. Lantas, akankah Alina berhasil?
Lihat lebih banyaketelah acara itu selesai, Alina mulai didekati oleh anak-anak dengan ekonomi menengah dan bawah. Mereka senang sekali dengan kekuatan Alina yang digunakan untuk membantu orang lain. Alina juga sangat senang apabila sedikit demi sedikit keadilan bisa ditegakkan. “Lo keren Al,” seorang wanita duduk di kursi yang sama dengan Alina. Sejenak, suara desingan angin melewati mereka berdua, gemeretak ranting yang menaungi ikut memecah kesunyian. Saat ini Alina sangat waspada dengan wanita yang ada di sampingnya ini. “Bukan gue,” kata-kata singkat itu seperti jawaban atas pertanyaan yang berputar-putar di kepala Alina. Delancy kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Alina. Alina tertegun, apakah memang kejadian yang menimpa Alina banyak yang mengetahui, tapi mereka menutup mana soal ini? Atau bahkan, para penjahat itu menggunakan kekuasaan mereka untuk menutupi kejadian ini? Alina tidak boleh percaya begitu saja pada Delancy. Kini Alina lebih awas dengan sekitarnya. Ia tak mau lagi bersika
Tiit tiit tiitMendengar bunyi itu, Alina langsung menyingkir. Ia menunduk di pojok ruangan dan melindungi kepalanya dengan kursi. Beberapa detik kemudian suara alat berat mulai mendekati ruangan itu.BrakkkAlina melihat excavator itu menghancurkan ruangan kecil ini. Alina cepat berlari ke hadapan excavator tersebut dan melihat Felix mengendarainya. Felix juga melihat Alina, sontak turun dari excavator tersebut dan berlari ke arah Alina.Alina berlinang air mata, ia selalu tau Felix akan datang dan menjaganya. Alina akan meminta maaf pada Felix karena telah sombong. Setibanya Felix di hadapannya, Alina siap menerima pelukan Felix.Getokk“Aww, Felix. Apa-apaan sih lu ga jelas, tiba-tiba getok kepala gue!” Alina mendengus kesal dengan sikap Felix.“Udah tau, sekarang akibatnya kalo lo sok kuat?” wajah Felix memerah, matanya membelalak. “Setidaknya lo harus bisa lari kenceng buat ngelindungin diri lo sendiri!” nada Felix makin naik, membuat Alina menunduk, matanya berkaca-kaca.Felix m
Setelah selesai berlatih, Felix dan Alina diminta menuju ruang pertunjukkan untuk melakukan gladi. Waktu yang digunakan untuk bersiap sangat sebentar, sebagai siswa The Castle, mereka dipercaya dapat tampil dalam acara besar dengan persiapan kurang dari setengah jam. Ternyata selain mereka, banyak siswa baru yang akan tampil juga. Diantaranya adalah anak-anak yang sudah terkenal sebagai seniman muda di televisi, anak seorang pejabat dan pengusaha terkenal, dan juga anak artis.Felix dan Alina dipasangkan sebagai solo sopran yang diiringi oleh pianis. Di sana juga terdapat Delancy yang tampil bersama dua orang lainnya untuk vokal soprano grup. Yakni Gauri Parwati yang merupakan keturunan salah satu orang terkaya di India, dan Son Seung-Wan penyanyi asal Korea Selatan yang terkenal. Alina mengalihkan pandangannya ke tempat duduk, terdapat beberapa anak seperti Muhammad Hamzah yang akan mengiringi permainan biola oleh Latisha Julieta. Serta vokal grup dengan Gaius Jade sebagai Soprano,
“Allen?” Alina diam menatap laki-laki itu. Allen adalah orang yang tidak pernah terbayangkan olehnya bertemu di sini, tempat ini, dan waktu ini. Alina sangat tidak suka dengan Allen, ia berteman dengan ular licik itu.Allen melangkah maju, ingin meraih tangan Alina. Namun ditahan oleh Felix, “mau ngapain lo?”.Allen menepis tangan Felix, “Bukan urusan lo, gue mau bicara empat mata sama Alina!”“Tapi Alina gak mau ngomong sama lo!” Felix mencengkram tangan Allen, menyuruhnya menjauh dari mereka berdua. “Alina please, kasih kesempatan gue ngomong sebentar. Setelah gue ngomong, gue janji akan pergi dan gak ganggu hidup lo lagi,” Allen berkata tulus pada Alina.Alina mengangguk, ia mau berbicara pada Allen. Setelah di tempat yang cukup sepi Alina meminta Allen untuk cepat mengatakan apa maksud dari kedatangannya saat ini. Alina muak harus melihat wajah Allen.“Lo baik-baik aja?” ujar Allen dengan nada khawatir. Alina mengernyit, apa maksud dari perkataan Allen? Apakah ia tahu tentang in
Alina maju menuju panggung, memandangi keseluruhan kelas. Mereka tidak berharap banyak pada Alina. Di sisi lain, mereka takut Alina memang tidak sebaik Delancy dan mengacaukan semuanya, nama mereka akan ikut buruk, Sonya tidak akan memberikan mereka kesempatan barang sedikitpun kedepannya.Alina mengambil posisi, dan menarik napasDer Hölle Rache kocht in meinem Herzen,Pembalasan Neraka Mendidih di Hatiku,Tod und Verzweiflung (2x) flammet um mich her!Kematian dan keputusasaan berkobar di sekelilingku!Fühlt nicht durch dich Jangan rasakan melaluimuSarastro Todesschmerzen, Sarastro Todesschmerzen,Sarastro kesakitan kematian, Sarastro kesakitan kematian,Seluruh mata dalam kelas membelalak mendengar pemilihan lagu Alina. Mereka mendongakkan kepala, menatap Alina. Sonya dan Delancy ikut melongo tak percaya dengan lagu yang sangat sulit itu. So bist du meine Tochter nimmermehr. (2x)Jadi kau bukan putriku lagiaaah ah ah ah ah ah haaaaaah ah ah ah ah ah haaaSeluruh penghuni kela
Felix menoleh ke arah datangnya peluru itu, melihat seseorang tengah berlari menuju hutan di bagian belakang danau. “Al, lo harus pulang sekarang juga! Cepet!” Alina mengangguk, lalu bergegas masuk ke mobil dan meminta supir untuk pulang. Setelah memastikan Alina pergi dengan sopir dari keluarga Santanu, Felix langsung berlari mengejar penembak tadi. Felix adalah pelari tercepat di akademinya, beberapa temannya menjulukinya seperti vampir di film Twilight. Kecepatan berlarinya tidak ada yang menyamai, ia membuat keberadaan benda-benda di sekitarnya melambat, sehingga ia melaju lebih pesat tanpa terasa lelah. Sesampainya di tengah hutan, Felix duduk, menempelkan tangannya pada pohon, memfokuskan chakra. Tumbuhan-tumbuhan itu menangkap gelombang yang dipancarkan sekitarnya menjadi sebuah memori, dan Felix berusaha untuk membaca memori itu. Felix terkoneksi dengan tumbuhan-tumbuhan yang saling membisikkan informasi. Setelah berhasil, Felix langsung berlari secepat mungkin ke arah uta
Akhirnya, promosi dan iklan untuk danau rilis hari ini, sekaligus menjadi pengumuman pembukaan tempat wisata itu. Alina menamainya “Swan Lake” dengan sengaja menambahkan angsa-angsa yang dibiarkan lepas, serta pengunjung yang boleh memberi makan mereka. Mungkin, tempat ini mulai akan didatangi pengunjung beberapa hari lagi.Alina mengadakan acara peresmian pembukaan tempat wisata Swan Lake. Setelah memberikan pidato singkat, Alina memotong pita tanda peresmian pembukaan Swan Lake. Alina mengundang influencer ternama dan influencer yang baru terjun untuk membuat konten di tempat wisata baru tersebut. Dirinya juga menerima masukan dan kritikan yang membangun dari tamu-tamu yang ia undang pada hari itu. Perempuan itu tidak merasa lelah sama sekali, dirinya senang dengan apa yang ia lakukan saat ini. Alina membangun kantor khusus yang menghadap ke danau. Selain tempat bagi Alina dan timnya untuk rapat, kantor tersebut juga digunakan sebagai pos penjagaan apabila ada kejadian yang tidak t
Santanu dan Setyawati serius mendengar presentasi Alina. Matanya berbinar-binar, suaranya menggebu-gebu penuh dengan semangat, bibirnya senantiasa tersenyum. Pemandangan ini sungguh menyenangkan bagi mereka berdua, akhirnya Alina mereka yang ceria telah kembali.Ide yang dikembangkan Alina cukup bagus, namun pelaksanaan dan detail masih kurang. Untuk itu, mereka menyerahkan proposal tersebut kepada konsultan bisnis untuk diperbaiki. Semua hal yang diinginkan Alina tidak bisa langsung dimasukkan ke dalam area danau. Karena orang akan cepat bosan. Area itu akan terkesan tidak memiliki perubahan sama sekali. Pada awal buka, biarlah danau tersebut tampil apa adanya dengan kebersihan, pelayanan dan penjagaan yang maksimal. Teknik pemasarannya menggunakan kata Hidden Gem agar terdengar seperti taman rahasia di film-film bertema kerajaan. Alina suka dengan ide itu. Hari demi hari Alina lewati dengan bersusah payah mempelajari bisnis dari nol, meski bukan ahli, ia harus mengetahui seluk-belu
“Alina, hari ini ikut nenek yuk, ke suatu tempat,” Setyawati menyendokkan makanannya ke mulut. Kemudian menatap Alina.“Mau ke mana, nek?” tanya Alina penasaran.“Nanti kamu juga akan tau,” ujar Setyawati singkat.Setelah menyelesaikan sarapannya, Setyawati meminta Alina untuk segera berangkat, tak lupa Felix ikut serta bersama mereka. Di sepanjang perjalanan, Alina dibuat penasaran oleh sang nenek. Perjalanan menuju tempat itu tidak jauh, terhitung masih satu daerah dengan rumah Santanu dan Setyawati.Kemudian mobil berbelok ke arah utara, dua ratus meter kemudian berhenti di depan pintu tua yang besar. Pintu itu terbuat dari kayu, dengan ukiran-ukiran naga yang meliuk-liuk di setiap sisinya. Pintu itu terbuka otomatis setelah Setyawati menekan beberapa tombol.Mobil mereka melewati pintu, dan berhenti setelah berjalan sejauh lima ratus meter dari pintu. Ketiga orang penumpangnya turun, dua yang muda mengikuti yang tua. Alina tau, yang sekarang ada di hadapannya adalah genangan air y
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.