Share

Semakin Sulit

Ray terdiam beberapa saat setelah Sepia meninggalkan ruangan itu. Ia memijat pelan keningnya, lalu duduk perlahan di ujung kasur. Urusan ibu dan istri adalah urusan paling rumit yang harus selalu ia hadapi. Ponsel Ray berdenting beberapa kali, membuatnya langsung merogoh saku celananya. Ia menggulir layar ponselnya pelan, beberapa saat raut wajahnya semakin muram dan cemas. Ia beranjak dari duduknya, berjalan mondar-mandir dekat jendela.

Langit sudah gelap sempurna terlihat dari tirai yang sedikit terbuka, gerimis juga mengguyur dengan intensitas semakin deras. Sama seperti kekhawatiran yang Ray rasakan, tampak tergambar semakin jelas.

“Sial!” umpat Ray.

Laki-laki itu mengusap kasar rambut ikalnya. Lalu menutup tirai dengan hentakan cukup keras dan pergi meninggalkan kamar Shabiru.

Di meja makan, Nawang sedang menata piring. Sajian ikan berkuah santan berada di mangkuk putih paling besar, berada di tengah dikelilingi nasi dan lauk pauk lainnya.

“Oma!”

Shabiru berlari kecil menghampir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status