Share

23 Kejanggalan

"KAMU! pekik Papa lantang dengan rahang yang mulai memerah.

Membuatku sedikit gentar. Juga mama yang terlihat panik seketika. Ekspresi papa tidak setenang saat ke rumah untuk menjemput Luna.

"Pa," mama menahan lengan papa saat hendak menghampiriku.

"Minggir, Ma!"

BUGH

Ya, tangan mama terlepas dari lengan papa dan aku ... terhuyung ke belakang.

Aku mengusap sudut bibir yang terasa begitu perih.

"Pa, udah Pa! Cukup!" teriak mama kembali menahan papa yang ingin menyerangku.

"Lepasin, Ma! Biar papa beri laki-laki tak berguna ini pelajaran. Gara-gara dia, aku selalu mendapati anakku menangis tengah malam!"

"Pa, jangan emosi! Tenangin diri papa, ya! Nanti kesehatan papa terganggu."

Luna menangis?

Kali ini bukan lagi sudut bibirku yang terasa nyeri, tapi juga hati. Seperti terkena palu godam, dan dihancurkan berkali-kali.

"Mau ngapain kamu ke sini? Kalau mau ketemu Luna, lebih baik pulang sana! Saya tidak akan pernah mengizinkan kamu menemuinya, bahkan melihatnya," ujar papa geram
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status