Share

25 Mengajak Pulang

Kali ini suara papa terdengar lirih dan tercekat. Membuatku merasa iba.

"Tidak pa! Ini bukan sepenuhnya salah papa. Andai aku menerima tawaran papa untuk bekerja di kantor dan berhenti dari kantor Pak Handoko, pasti tidak akan seperti ini. Andai aku tidak terlalu dekat dengan Tiara, Luna pasti tidak akan menderita dan kehilangan anak kami. Kesalahanku yang paling besar di sini, Pa. Karena terlepas misi balas dendam, aku juga baru tahu jika Tiara menyukaiku dan ingin merebutku dari Luna."

"Apapun yang telah terjadi, jangan ulangi lagi kedepannya. Jagalah anak papa dengan baik. Jangan menyakitinya! Aku mencintainya melebihi diriku sendiri."

Papa menepuk bahuku pelan. Seketika aku merasa lega. Papa mertuaku sudah kembali. Sosok yang sangat bersahaja.

"Sekali lagi terimakasih, Pa. Sudah mau memaafkan Dipta dan memberi Dipta kesempatan," ujarku terharu. Mendadak suasana sore ini berubah damai dan menenangkan. Tak lagi mencekam seperti tadi.

"Sama-sama. Temuilah Luna. Tapi, papa tidak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status