Share

26 Hening

"M–mbok Asih ... kenapa? Sa–kit apa?"

Terimakasih, Sayang.

Aku begitu merindukan tatapan khawatir itu. Meski ... bukan untukku.

"Eum ... eum Mbok Asih kurang sehat dua hari ini. Tepatnya setelah kamu nggak ada, Sayang. Mbok sering mengeluh pusing, sakit kepala, bahkan tadi pagi sampai jatuh saat sedang bersih-bersih. Rasa sakitnya cuma hilang sebentar setelah minum obat, lalu kambuh lagi. Mungkin karena pengaruh usia.

Bahkan semalam Mbok Asih sampai demam, dan manggil-manggil nama kamu, Sayang. Di rumah cuma ada Mas sama Pak Karni, kami nggak ngerti cara merawat orang sakit. Nggak mungkin kan Mas biarin Mbok pulang kampung, sementara di sana dia nggak punya keluarga. Mbok Asih cuma punya kita sekarang, yang udah dianggap seperti keluarganya. Terlebih kamu Yank, udah seperti anaknya."

Aku menatap Luna lekat-lekat yang mungkin sedang mencerna atau malah bingung dengan perkataanku.

Aku tahu ini salah, tapi aku tetap berharap istriku percaya. Sungguh, aku tidak bermaksud membodohi wan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status