Share

Part66

Ternyata kehamilannya itu yang membuat dia lemah selama ini. Dia tersenyum menyambut kedatanganku.

"Mbak udah sehat?" tanyaku, turut merasakan kebahagiaan.

"Iya, Delima. Mbak pulih lebih cepat."

"Nah, gitu dong. Kalau begini kan, Delima dan Mama bisa jadi lebih tenang. Iya kan, Ma?" Aku tersenyum pada Mama. Mama mengangguk.

"Kalian habis dari mana?" tanya Mama.

"Dari rumah, Bulek," sahut Mas Deni. "Sengaja mau nemuin Bulek di sini."

"Kayak Bulek nggak pulang-pulang aja," seloroh Mama. "Memangnya ada perlu apa kamu sama Bulek?"

"Begini, Bulek. Deni mau minta sesuatu sama Bulek."

"Minta apa, Den?"

"Deni mau melamar Delima, Bulek. Jadi, Deni minta, Bulek jangan jodohin Delima sama orang lain. Deni dan Delima saling mencintai. Iya kan, Sayang?" Mas Deni seperti anak kecil, memintaku untuk membenarkan ucapannya di hadapan Mama.

Aku dan Mama saling menoleh dan tertawa kecil. Membiarkan Mas Deni sibuk dengan ketakutannya sendiri. Kurasa Mas Deni juga tidak menyadari tentang hal itu. Padahal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status