Share

38. Mengobati Sang Pelayan

Reza dan Isabelle diam menyimak. Tak salah lagi, suara di telepon itu adalah Mario. Yang jadi masalah adalah bagaimana pria itu bisa tahu bahwa bukan Edna yang mengangkat telepon.

“Aku tahu kalian bingung bagaimana aku bisa tahu kalau bukan Edna yang mengangkat telepon.” Mario tertawa. “Coba tebak apa lagi yang aku tahu. Aku tahu kalau kau adalah orang Indonesia, Hazerstein!”

Reza dan Isabelle tercengang. Felix kembali ke kesadarannya untuk sesaat. Pelayan masih sibuk. Dokter sudah pulang dari tadi.

“Apa maumu?” akhirnya Reza memberanikan diri berbahasa Indonesia.

Sementara di ujung telepon, Mario sedang duduk santai di ruang kerjanya. Menatap langit dini hari berhias gemerlap Jurajura dari lebarnya kaca ruang kerja. Ia tersenyum angkuh. Tangan kirinya memegang gelas kecil berisi minuman keras.

“Ternyata benar kau masih hidup. Harus kuakui, kau benar-benar mujur. Dan kuakui juga, kau cukup pintar menipuku dengan nama Lazari dari Aljazair.”

“Tutup aja kali, ya?” tanya Reza pada sang is
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status