Share

Bab 18

Kulihat Bapak bersiap-siap memasukkan pakaiannya ke dalam ransel.

"Bapak mau ke mana?"

"Bapak mau ke Jambi. 'Kan mau mengurus pembayaran kebun sawit kita yang sudah terjual."

"Bukannya Bapak bilang mau ditransfer saja.

"Pembeli kebun sawit kita ternyata mau sekalian mengurus balik nama. Jadi bapak harus ke ana. Setelah itu, kita akan segera mencari tahu soal kebun teh ibunya Arman. Kemarin bapak dengar kabar dari salah satu karyawan mereka, pihak bank sudah menagih karena utang mereka sudah jatuh tempo. Kebun teh mereka sudah berada di ujung tanduk."

Aku tersenyum. "Reputasi mereka pun sudah buruk di mata publik, Pak. Berita tadi malam cepat banget tersebar di sosial media." Kuarahkan ponselku ke hadapan Bapak.

"Kamu menyimpan dendam sama mereka, Nduk?"

Aku terdiam. Pertanyaan yang membuatku agak berpikir.

"Kamu boleh membenci mereka. Tapi, Bapak harap kamu jangan sampai menyimpan dendam pada mereka ya, Nduk. Itu nggak baik. Bapak nggak pernah mengajarkan kamu seperti itu. Kita
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wan Aidilfitri
terputus ya..aper jadi kesudahannya.arman di gebuk oleh adi atau tidak.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status