Share

Bab 24 Bayangan menyakitkan

"Udah, kak. Ikhlaskan Kak Lusi. Dia udah tenang di sana, sekarang giliran kita untuk melanjutkan hidup yang tersisa." Kuremas bahu lebarnya, berusaha memberi kekuatan di tengah cobaan yang menerpa meski kata tak semudah tindakan tapi saat ini hanya itu yang bisa kulakukan.

Kak Andre menoleh, dia seka kasar air mata yang tersisa, lalu tiba-tiba memeluk kami berdua.

Aku cukup terkejut dengan tindakannya, apalagi saat melihat Bu Nita yang berada diantara kita berdua. Namun, kucoba memahami situasi, tak ada yang bisa kulakukan selain balas memeluknya.

Kehangatan itu masih terasa, debar yang ditimbulkan juga tetap tak biasa. Bertahun-tahun memendamnya, ternyata perasaan itu masih belum sirna, meski dia sempat telah dimiliki perempuan lainnya.

"Terimakasih atas semuanya Alara."

***

"Alara, oi, sini!" Seseorang memanggil saat aku tengah meracik kopi. Dia teman seprofesi. Namanya Nova.

"Apaan sih?" Kuhampiri dia yang tengah mengambil gelas di meja bekas tamu-tamu.

"Ada yang nyariin lo, anjir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status