Share

Bab 31. Mengerjai mereka

Aku rasa lebih baik mampir ke kafe dulu, segelas kopi hangat sepertinya akan membuat diri ini lebih tenang.

Kubawa mobil ini dengan sangat pelan, kupandangi jalanan yang tidak rame juga sepi, semua sedang-sedang saja, sepertinya semesta sedang mendukung diri ini. Hingga alam pun tidak ikut bising.

Suara getaran ponsel membuyarkan anganku, aku melirik ke samping, tertera nama suami sedang menelepon. Mungkin dia sudah jenuh atau Amira rewel.

Kuraih ponselnya lalu kupencet tombol merah. Kubuka deretan pesan darinya.

[Sherly. Niat jemput tidak? Kenapa lama sekali?]

[Halo, Sherly. Teleponku diangkat dong!]

[Sherly, kami kepanasan, Amira rewel. Lekaslah kesini]

[Sherly, cepat kesini. Clara marah-marah. Maas sudah tidak punya ongkos buat bayar taksi, semua sudah buat DP mobil]

Aku menghela napas, lalu putar arah menuju ke arah alamat yang dikirim Mas Pram.

Sepertinya sekarang harus tunduk dulu agar tidak dicurigai.

10 menit setelahnya, dadi kejauhan, di trotoar jalan di depan showroom, terli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status