Share

Bab 37. Utang ke warung

“Tidak. Lang! Aku sudah nyaman di sini. Tolong jangan ganggu aku lagi, kita sudah mantan.“ Begitu suara yang aku dengar, ternyata dia sedang bertelepon.

Aku menarik kepala ini dan kini berdiri tegak. Senyumku sedikit menyungging saat mendengar tadi, betapa setianya calon istriku ini. Lantas aku pun mengetuk pintu kamarnya.

Tidak lama Clara membukakan pintu itu, wajahnya terkejut saat aku berada di depannya. Ia terlihat gugup lalu merapikan rambutnya.

“Kenapa, Mas?“ tanyanya.

“Amira mana? Biar aku ajak ke warung. Biar, Kamu bisa ngapa-ngapain.“

“Amira, Mas. Dia lagi ngedot. Bentar ya, aku ambilkan.“

Aku mengangguk, menantinya.

“Ini, Mas. Mau digendong?“ tanyanya sembari menyodorkan Amira ke arahku. Aku langsung sigap meraihnya dengan hati-hati.

“Ia gendong saja.“

Ia kembali masuk dan tidak lama membawa sebuah kain jarik, lalu ia melingkarkan jarik itu ke badanku. Lalu melilitkan setelah semua pas.

Wangi badannya tercium oleh indera penciumanku. Saat badannya hendak menjauh, aku meraih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status