Share

Part 47C

"Ja-jadi ... Rumah kita itu sudah dijual?!" tanya Arya spontan dengan nada tiga oktaf.

Humairah terkejut, dia menahan sesak di dadanya. Mulut Humairah kumat kamit membaca istighfar.

"Ibu ... Maafkan aku."

Arya memeluk ibunya. Dia merasa bersalah telah membentak ibunya. Sebenarnya dia tidak ada maksud membentak, tapi setan lebih berkuasa mengontrol emosinya. Sehingga dia tersulit emosi.

Setelah rasa sesak hilang di dada Humairah, dia masih saja melanjutkan cerita tingkah laku Aryo.

"Apa yang diminta adikmu, selalu dituruti almarhum ayahmu. Itulah asal muasal kenapa kita bisa bangkrut."

Seketika Humaira terdiam. Dia meneguk salivanya lalu membuang muka.

"Ada satu hal lagi yang harus kamu ketahui. Kamu menikah dengan Santi bukan karena wasiat almarhum ayahmu. Melainkan kamu sebagai tumbal untuk membayar hutang-hutang  biaya perbuatan almarhum ayahmu."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status