Share

Bumi Datang Dihari Pernikahan

"Apa kamu yakin, Mir?" tanya Mas Hafidz untuk sekian kalinya. Kami duduk berdua di ruang tamu. Sementara Om dan Ibu Mas Hafidz sudah pulang. Bapak dan Mamah di kamar.

"Insyallah Mas Demi Nayla."

Mas Hafidz hanya menampakan senyuman. Lalu, dia pamit pulang ke rumahnya. Sementara Nayla, tidur di kamarku.

"Anak cantik," ujarku mengelus kepala Nayla yang sedang terlelap. Aku melihat wajahnya, seolah-olah sedang melihat Kak Rina.

"Kak, Mira bakal jaga Nayla terus. Kakak jangan khawatir, yah."

Air mata menetes. Meskipun Mbak Rina sudah pergi berbulan-bulan, kesedihan tetap tidak bisa menghilang. Sosok Mbak Rina selalu melekat diingatan. Sejak kecil, kami selalu melakukan apapun bersama. Layaknya anak kembar. Saat dipisahkan seperti ini, tentu sakitnya luar biasa.

[Mir, Si Bumi mau ke tempat lu. Gimana dong.]

Mataku melotot membaca pesan dari Bumi. Setelah hampir tiga bulan, Bumi tidak menghampiriku, kenapa dia mendadak mau ke sini?

[Satu bulan lagi aku mau menikah dengan Mas Hafidz. Tol
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status