Share

Surat Gugatan Cerai

Pov Naya

“Kamu kenapa diam saja, Mir?”

“Gak papa, Mas.”

“Apa masih berat meninggalkan Bumi?”

“Kamu ngomong apa sih, Mas?” tanyaku sedikit marah.

Marah pada diri sendiri. Ditambah rasa malu, karena Mas Hfidz bisa menelaah hatiku.Jiwa rasanya bergoyang. Mungkin ini termasuk cobaan dalam pernikahanku yang kedua. Suami baik, ekonomi lancar, tapi hati imbang. Antara belajar mencintai, tapi masih tertaut di masa lalu.

“Mas paham, pernikahan ini rumit. Satu hal yang harus kamu tahu, Mas mantap menikahimu bukan hanya semata-mata karena wasiat, tapi memang niat Mas untuk beribadah, Mir.”

Aku tersenyum manis pada suamiku. Memegang tangan. Selama satu bulan pernikahan, Mas Hfidz memang memperlakukanku layaknya seorang istri. Dia memberikan nafkah lahir maupun batin. Meskipun tidak bisa dipungkiri, hati kami mungkin masih terikat dengan pasangan masing-masing.

“Bimbing aku jadi istri yang salehah, Mas.”

“Bismillah, kita sama-sama belajar lebih baik. Mas tahu, seseorang di masa lalu kita memang ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status