Share

Ibu Adam Meninggal

"Innalilahi wa Inna ilaihi rojiun. Tenang, Dam. Ibu sudah tidak merasakan sakit lagi," ujar Bumi menepuk pundakku.

"Arrgh, tidak!" teriakku menghempas pegangan Bumi. Terduduk di lantai, sampai wajah mencium keramik. Rasa dingin terasa menusuk. Mendadak suasana bagaikan hujan badai.

"Arrggh!"

Cobaan macam apa ini? dunia sangat tidak adil. Kebahagiaanku dilibas habis. Tidak ada yang tersisa. Hidupku luluh lantah. Hanya putri kecilku yang memberi kekuatan agar jantung ini masih mau memompa darah.

*****

"Kami turut berduka cita cita, Dam," ujar beberapa tetangga yang datang ke pemakaman ibuku.

"Dam, kuatlah. Ada anak yang harus kamu rawat."

"Terima kasih, Bumi. Uangmu pasti aku kembalikan. Beri aku waktu."

"Tenanglah, jangan pikirkan soal itu. Fokus saja menjaga anak dan adikmu."

Aku diam. Menunduk sambil memegang erat batu nisan. Gundukan tanah merah seperti mimpi. Namun, kenyataan tak bisa dielakkan. Semudah itu semesta mengambil orang yang aku cinta. Tanpa aba-aba. Semua berubah ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Innayah
lupa nama thor
goodnovel comment avatar
Liem Cell
kok namanya ganti kinan, padal bab² sebelumnya diana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status