Share

Jebakan

"Keluar, lu."

"Awas, Tiara. Jangan cegah gua pergi. Apa kalian gak sayang sama Mira, hah?"

"Pikir dong, sekarang bukan ajang nunjukin siapa yang paling kuat dan paling cinta sama Mira. Tapi lu harus bersatu sama kita. Gak bisa mengambil langkah yang gegabah. Malah bisa membahayakan Mira. Sadar gak sih, lu."

"Betul kata calon istri saya. Keluar dulu, Pak Bumi. Bahaya kalau Anda bertindak gegabah."

"Terus kalian bakal biarin Mira kenapa-kenapa, hah?"

"Jangan egois lu. Kita semua sayang sama Mira. Mangkanya harus hati-hati. Lu pergi sama Mas Hafidz. Tunggu."

"Lu denger sendiri, Ra, dia yang egois."

"Tunggu, biar gua yang ngomong."

Tiara mendekatiku. Sementara Heri menahan Bumi.

"Tolonglah, Mas jangan egois. Demi kebaikan Mira. Mas harus nemenin Si Bumi."

"Apa kamu yakin Mira ada di Cilacap?"

"Kita usaha, Mas. Kemungkinan besar di sana. Mau nunggu mereka kabur jauh? toh, Mas Hafidz lebih mudah mencari Mira di jawa, bareng para polisi."

"Ayoklah, Hafidz!" teriak Heri. Dia kewalahan menahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status