Share

ART Mencurigakan

"Sayang, mau ke mana?"

"Mamah makan."

"Mamah ke adek dulu, yah, Nay."

Suasana hening. Alina menunduk dalam. Mungkin dia merasa bersalah, atau senang membuat percikan konflik di keluargaku.

Apa salah kalau aku kesal? entah bagaimana, bisa berprasangka buruk. Lama kelamaan, anak itu mencurigakan. Mungkin, aku akan mengunjungi rumah Mbok Ijah, biar dia saja yang kembali bekerja di sini.

"Sayang, kamu kenapa kaya gini?"

Mas Hafidz masuk saat aku sedang memberi asi untuk Kahfi. Dia duduk di sampingku. Lalu, mengusap lembut pundak.

"Males sama Si Alina, Mas. Mungkin menurut kamu itu hal sepele, tapi tidak buat aku. Memasak, dan merawat kamu, Nay, dan Kahfi itu tugasku. Biar aku yang memanjakan kalian dengan masakanku."

"Iya, Mas. Paham. Ya, sudah, kita makan di luar saja."

"Setuju, hehehe."

Anakku muncul dari balik pintu. Lucu sekali anak perempuanku, pasti dia menguping pembicaraan kami.

"Bukannya kalian sudah makan?"

"Nggak, belum makan, Mah. Selius." Anakku menunjukan dua jari.

"Aya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status