Share

Alina Minggat

"Alhamdulilah, akhirnya kamu pulang, Sayang."

Suamiku tampak cemas. Dia langsung merangkulku. Sementara aku, malah menunjukan senyum tanpa rasa bersalah.

Alin, Mbok Ijah dan ibu mertuaku sudah menunggu di ruang tamu. Mereka duduk dengan wajah masam.

"Kamu ke mana saja, Alina?"

"Ibu 'kan tahu aku ke mana, masa nanya lagi."

"Ya ampun, kamu ini berulah saja."

"Bu ...," tegur suamiku.

Ibu mertua langsung diam. Tak lama kemudian, ibuku juga ikut berkumpul. Sepertinya dia sudah tahu permasalahannya. Memberikan Kahfi kepadaku.

"Susuin dulu Kahfinya, Mir. Kayanya dia mau susu kamu."

"Loh, terus permasalahan saya bagaimana?" tanya Alina protes.

"Tunggu dulu, Alina. Biarkan istri saya menyusui anak kami."

Aku ulas senyum penuh kemenangan. Masuk ke kamar dan menyusui Kahfi. Ibu masuk ke kamar. Dia mengusap tanganku. Pasti ada sesuatu yang mau dibicarakan.

"Sabar yah, Nak, namanya juga hidup. Wajar kalau sesekali menghadapi kesalahpahaman."

"Iya, Bu, aman. Ibu gak usah cemas. Mas Hafidz beda s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status