Share

Mencari Alina

"Lah, saya gak nyuruh Alina pergi hari ini, Mbok. Kalaupun nyuruh, saya pasti ke rumah Mbok dulu."

"Terus anak Mbok pegi ke mana Mbak Mira."

"Ya, mana saya tahu, Mbok. Coba ditelpon, mana nomernya."

"Mnok gak bisa pake hape, biasanya nelpon ke Ranti."

"Ya, udah kita ke rumah ibu mertua saya, Mbok. Tahu aja bisa ditelpon."

"Iya, Mbak."

"Ada apa ini?"

"Ini loh, Mas, Si Alina minggat dari rumah. Sangkanya dia pergi disuruh aku. Lah, aku mana tahu."

"Terus kamu mau ke mana, Sayang."

"Ke rumah Mamah kamu, biar nelponin Si Alina."

"Y sudah, Mas antar, Kahfi bawa saja. Soal Nayla biar Mas kabarin ibu buat pesen ojek, terus nitip Nayla di rumah ibu dulu."

"Oke, Mas."

"Mbok gak usah cemas, Alina udah gede, dia juga biasa merantau, gak mungkin nyasar," ucap suamiku. Mbok Ijah mengangguk. Raut wajahnya cemas. Memang anaknya tukang buat orang cemas. Sudah dewasa masih suka kabur-kaburan.

Aku segera siap-siap mengambil beberapa keperluan bayi, seperti boto susu, dan pempes. Jiwa emak-emak tak ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status