Share

Alina Menghasut Keburukan

"Sayang, kenapa ngelamun terus?" tanya suamiku menjelang makan malam.

"Gak papa, Sayang."

"Gimana tadi ketemu Mbok Ijah?"

"Aman Mas. Dia bakal gantiin anaknya lagi. Nanti soal Alina, aku punya rekomendasi kerjaan yang layak buat dia. Di pabrik ada lowongan, toh, anak itu sudah biasa merantau."

"Sip, istriku. Kamu memang sangat baik."

"Ayok, makan dulu, Mas. Tadi aku masak daging teriaki kesukaan kamu."

"Wih, mantap. Nayla juga pasti suka."

"Betul, daging teriaki memang makana kesukaan kalian."

Setelah bayiku pulas, aku taruh dia di kotak bayi. Nanti Alina yang akan mengawasi saat kami makan malam.

Perempuan itu membantuku terlebih dahulu menata makanan di meja. Setelah selesai, aku suruh dia ke kamar.

"Mbak Alina mau ke mana, ayok makan baleng."

"Mbak Alina mau jagain dedek Kahfi dulu, Sayang. Kita makan bertiga kaya biasa, baru nanti gantian."

"Gak, gak mau. Nay masih kesel sama Mamah. Nay, maunya makan sama Mbak Alina."

"Nay, siapa yang ngajarin ngomong kaya gitu? Nggak sopan. Jaga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status