Share

Mati Rasa

Hamzah segera masuk ke dalam pos dan menekan tombol otomatis untuk membuka gerbang. "Mari, Non. Silakan masuk," ujarnya sopan.

"Terima kasih, Pak Hamzah." ucap Arunika, lalu menoleh pada Ijah yang masih berada di dalam mobil. Dia memberikan isyarat berupa gerakan tangan agar Ijah membawa mobilnya masuk.

Setelah mobilnya rapi terparkir di halaman depan, Arunika menunggu Ijah untuk masuk ke bangunan utama bersama-sama. Tak disangka, di ruang tamu yang ukurannya lebih luas dari ruang tamu Abhimanyu itu, telah menunggu sesosok pria berperawakan tinggi tegap. Rambutnya gondrong sebahunya terlihat hitam mengkilap dan sedikit bergelombang.

Sorot mata gelapnya tak bersahabat, garang memperhatikan Arunika dan Ijah. "Ternyata, selain durhaka, kamu juga tidak punya malu rupanya?" ejek pria berkemeja hawai yang dipadu dengan celana kargo pendek berwarna krem itu. Tampak betis kanannya penuh dengan ukiran tato.

"Apa kabar, Kak Sagara?" balas Arunika lembut. Dia sama sekali tak terpancing d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status