Share

Bab 17 Bapak Pergi

Bab 17

Wulan pergi masih dengan muka merah padam, untuk menutupi kemaluannya, ups ... maksudku rasa malunya sebelum pergi dia mengata-ngatai makanan yang ada di meja sebagai makanan kampung, tidak sudi dia memakan makanan orang miskin.

Aku hanya tertawa, berarti dia menghina suaminya sendiri dong, karena suami sablengnya itu sukanya makanan kampungan dan tidak doyan makanan mahal di resto-resto itu.

"Makanan untuk Bapak saya antar sendiri aja, Mak," ujarku pada Mak Inah.

"Iya, Bu," jawab Mak Inah patuh.

"Mak Inah makan duluan aja!" pesanku sebelum meninggalkan orang tua itu menuju kamar Bapak.

"Hasna," sebut Bapak saat melihatku masuk.

"Bapak sudah mandi, Pak?" tanyaku melihat Bapak yang sudah rapi. Meski masih tertatih-tatih, tapi Bapak sudah bisa melakukan apa-apa sendiri.

"Sudah, Nduk," jawab Bapak sambil tersenyum.

"Mbok Asih mana, Pak?" tanyaku lagi.

"Masih nyuci baju kayaknya."

"Ini makan dulu, Pak!" Aku meletakkan makanan yang kubawa di atas meja dekat tempat tidur.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status