Share

Cari Gara-Gara

Menurutku, kekhawatiran Bang Ayas mungkin sama seperti apa yang dirasakan Tante Fatma. Wanita itu pun mengatakan selalu mencemaskan aku yang hidup sendirian di Jakarta. Makanya, beliau sering mengirim makanan agar aku tidak kelaparan.

Seperti sore ini, Tante Fatma pun repot-repot mampir ke kosan hanya untuk mengantar bittersweet dari sebuah toko kue kenamaan. Wanita itu mengaku ingat padaku ketika membelikannya untuk Acha.

"Wah, repot-repot, Tante." Aku menerima paper bag dari tangan Tante Fatma dengan canggung.

"Enggak. Kebetulan Tante ada arisan di dekat sini, jadi sekalian mampir sambil nengok kamu. Sudah lama lho kita nggak ketemu," kata wanita itu dengan ramah, kemudian menyentuh lenganku. "Kok, nggak pernah main ke rumah?"

Di lobi kos-kosan ini cukup lengang. Hanya dilintasi beberapa penghuni yang baru pulang kuliah dan langsung naik ke lantai atas. Bukan suatu hal yang aneh kalau ada tamu di lobi karena sudah terbiasa bagi kami. Jadi, kehadiran Tante Fatma tidak menyedot per
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
jiahh.. resva mulai baper
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status