Share

Tidak Sedang Bercanda

"Kita ke dokter, ya?"

Sembari memegangi selimut, aku menggeleng. Hanya demam biasa dan sepertinya akan sembuh setelah dibawa tidur.

Kalau bukan atas desakan Bang Ayas yang melihatku masih meringkuk di kasur ketika kami video call, aku pun tak akan mengaku sakit.

"Terus saya harus gimana biar bisa ketemu kamu? Memangnya boleh masuk ke kamar?"

Lagi-lagi pertanyaan Bang Ayas kurespons dengan gelengan. Di kos-kosan ini, Tante Elin melarang keras laki-laki masuk kamar. Bahkan petugas kebersihan yang berada di sini juga perempuan paruh baya yang sudah sangat terpercaya. Berani menerobos masuk kamar sama saja cari mati, satpam tidak akan segan-segan menyeret ke luar.

"Resva, saya harus gimana?"

Aku bergumam saja. Memangnya harus bagaimana? Bang Ayas tidak perlu melakukan apa pun meski semua ini bisa dibilang karena ulahnya kemarin sore.

Jika mengingat itu, rasanya suhu tubuhku semakin naik. Bisa-bisanya aku diam saja waktu dicium. Kami kan tidak pacaran!

Oke. Ini aneh sekali. Bang Ayas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status