Share

Bab. 23. Mati Aku!

Aku begitu pandai memang menyimpan perasaanku pada Berlian serapat mungkin. Tak ada celah untuk orang lain tahu. Bahkan dari gelagat pun kuupayakan tidak menunjukkan tanda spesial lalu akhirnya aku merasa terluka sendiri dan menyesal, mengapa tidak dari dulu aku utarakan agar perasaan ini tidak semakin menyiksa hari demi hari. Semakin aku berusaha melupakannya, semakin kuat pula ia hadir dalam ingatan.

Seperti hari ini, agenda kedatanganku untuk melayat suaminya, tidak ada yang lain, tetapi malah terjebak dalam pembahasan masa lalu. Aku menyimakdan sesekali menimpali sembari memerhatikan detak jantungku yang mulai tak seirama.

"Maaf, Pak, eh, Lian. Di sini apa ada penginapan? Aku baru tahu kalau jadwal perahu dompeng hanya satu kali dalam sehari, mau tidak mau harus menginap."

Sengaja kualihkan pembicaraan agar tidak semakin canggung. Masalah pendamping hidup adalah tema yang paling kuhindari, bosan jika harus mendapat pertanyaan yang sama dan terus berulang.

"Oh, iya memang. Makanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status