Share

Ditangkap

"Huhuhu ... Hiks hiks!"

Mawar menangis sambil menatap nanar bongkahan kayu runcing yang merenggut nyawanya. Dia duduk menyendiri, meratapi hidup dan matinya yang menyedihkan.

"Akan kubalas ..." desisnya geram.

"Mati ... kalian harus mati, sama sepertiku!" imbuhnya.

Saat ini Mawar sedang menahan diri. Nyai Larapati sudah memberinya peringatan untuk berhati-hati. Dia bisa kembali menebar teror saat pria itu tak lagi di desa ini.

Mawar belum cukup siap menghadapi Sunandar. Sementara Nyai Larapati sendiri, tak bisa selalu membersamai Mawar sebab istananya sedang dalam masalah. Istananya diserang dalam perebutan kekuasaan sesama makhluk lelembut.

Mawar sibuk meratap. Dia tak tahu, orang yang paling dia cinta mungkin dalam bahaya. Hidupnya ada di ujung tanduk.

***

Waktu yang ditunggu telah tiba. Sesaat setelah adzan magrib berkumandang Sunandar beserta Eyang Putri melakukan sebuah ritual di balai kampung disaksikan oleh orang-orang yang hadir.

Kepala kerbau dibakar. Satu kendi besar darah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status