Share

Demit Iseng

"Arghh!" Pak Karmo berteriak begitu nyaring.

"Pak! sampean kenapa? mimpi buruk toh?" tanya Sulastri sambil menepuk-nepuk pipi Pak Karmo agak keras.

"Bu? ini benar sampean kan?" tanya Pak Karmo takut-takut.

"Iyo lah! siapa lagi kalau bukan aku?" sahut Sulastri.

Pak Karmo sejenak bisa bernafas lega. Dia mengusap peluh yang membanjiri keningnya. Mimpi barusan benar-benar terasa begitu nyata.

"Pak? kenapa dalam mimpi sampean terus-menerus sebut nama Mawar dan Mbah Karso?" telisik Sulastri.

"Ah ... mungkin karena teror belakangan ini. Bapak jadi kebawa-bawa mimpi, Bu. Sudahlah, ambilkan Bapak air, haus." Pak Karmo memerintah.

Sulastri mengangguk, dia bergegas melangkah menuju dapur. Sementara Pak Karmo, memilih menunggu sambil menyandarkan punggungnya di sandaran dipan. Lagi, dia memandangi kedua tangannya. Tangan yang dia gunakan untuk mendorong Mbah Karso temui ajal.

Dia terlalu sibuk dengan pikirannya. Pak Karmo tak sadar, bahwa di balik jendela yang terbuka ada sepasang mata yang menat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status