Share

Harapan Baru

Hening dan sepi, hanya semilir angin terdengar meniup dedaunan. Suasana desa saat malam tak ubahnya laksana desa mati. Tak ada lagi kegiatan pos kamling. Teror Mawar benar-benar membawa ketakutan yang mendalam.

"Sepi sekali," batin Sunandar.

Dia berjalan sendiri tanpa takut. Hal berbau ghaib sudah biasa dia temui. Dia bukanlah orang yang sembarangan.

Whushh ...

Sekelebat bayangan merah melintas di atasnya. Bukannya lari, Sunandar malah mengejarnya. Dia benar-benar yakin, sosok barusan adalah yang harus bertanggungjawab atas apa yang terjadi di desa.

"Hihihi ... aahahahhaha!" Mawar tertawa terkikik sambil terus melayang bebas.

"Apa yang koe tertawakan, Bocah? nasibmu yang suram, atau ... cara matimu yang mengenaskan? Hmmmm, aku pikir seharusnya koe menangis saja," seru Sunandar membuat Mawar terdiam.

Mendengar ucapan itu Mawar melayang turun, berdiri terpaku dengan posisi membelakangi. Pandangannya menerawang dan kosong. Dia berbalik, satu tangannya terangkat menunjuk Sunandar.

"Sopo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status