Share

Kenalan Pertama

Rey tersentak kaget saat wanita yang mengajaknya itu menanyakan namanya.

"R-Rey, Rey Asmodeus," jawabnya gugup.

"Bagus juga nama kamu, seperti aktor film. Salam kenal Rey, aku Avril Selia," ucap wanita itu sambil mengulas senyum.

"Kita mau kemana Rey?" lanjutnya bertanya.

"M-Mall, aku mau beli baju," jawabnya masih gugup.

"Oh ... oke, kebetulan aku juga mau ke Mall," ucap Avril ramah sambil fokus menyetir.

Rey tidak berbicara sama sekali setelah itu, ia masih gugup berada satu mobil dengan seorang wanita cantik.

Avril sesekali melirik Rey yang tampak tegang duduk bersamanya. Wanita itu melihat penampilan pria di sampingnya tampak sangat lusuh, ditambah pakaiannya bolong-bolon, ia bertanya-tanya dalam hati. Entah mau apa pergi ke Mall.

Rey tidak berbicara apa-apa hingga mobil sampai di parkiran Mall. Ia segera turun dari mobil Avril.

"Terima kasih banyak tumpangannya Nona Avril," ucap Rey saat baru turun dari mobil.

"Sama-sama," jawabnya sembari tersenyum.

Rey menutup pintu mobil bergegas masuk kedalam Mall. Avril yang penasaran dengan Rey, ia keluar dari mobil langsung mengikutinya.

Wanita tersebut jelas takut Rey di usir Security, mengingat pakaiannya yang begitu lusuh, tidak mencerminkan orang-orang yang masuk ke Mall pada umumnya.

Sunrise Mall, salah satu Mall besar di kota Andalas, di sana semuanya hampir tersedia, seperti aksesoris, pakaian, ponsel dan yang lainnya.

Benar saja dugaan Avril, baru saja Rey akan masuk kedalam Mall, dua orang Security menghentikannya.

"Berani sekali gelandangan sepertimu datang kemari!" tegur salah satu Security sambil mencekal lengan Rey.

"Apa-apaan kalian, aku mau berbelanja di sini!" raung Rey berusaha melepaskan diri.

"Cih, mana ada gelandangan sepertimu sanggup membeli barang di sini! Jangan bermimpi di siang bolong!" bentak Security.

Brug

"Pergi dari sini! Sebelum kami gunakan kekerasan!" bentak Security sambil menghempaskan tubuh Rey hingga jatuh terduduk ke belakang.

Rey meringis kesakitan, pria itu menatap kedua Security dengan geram. Ia lalu beranjak berdiri sambil menatap tajam para Security.

Avril berniat menolong Rey. Namun, langkah kakinya berhenti seketika saat Rey mengeluarkan uang dari sakunya dengan jumlah cukup banyak, memperlihatkannya kepada Security.

"Kalian lihat ini! Apa kalian pikir karena pakaianku seperti ini tidak bisa membeli barang-barang di sini!" bentaknya sambil mengeluarkan uang seribu Drago di sakunya.

Dua Security saling menatap, mereka berdua menelan ludah masing-masing, ternyata orang yang di anggap mereka berdua gelandangan memiliki banyak uang.

Gajih Security satu bulan saja hanya 1500 Drago, artinya uang yang dimiliki Rey, lebih dari cukup untuk membungkam keduanya.

"Tu-Tuan, kami minta maaf," ucap Security yang langsung menjadi sopan seketika.

"Apa kalian pernah dengar kata-kata, jangan lihat buku dari sampulnya? Cerna baik-baik kata-kata itu!" tegurnya kesal sambil berjalan masuk ke Mall menerobos kedua Security yang tidak berani menatap wajahnya itu.

Dua Security tersebut menoleh kearah Rey yang sudah masuk kedalam Mall, mereka berdua tersenyum getir telah salah menilai orang.

Avril tersenyum melihat kejadian tersebut, tanpa wanita itu sadari, kekagumannya terhadap Rey seketika melonjak.

Sementara Rey yang baru masuk kedalam Mall tubuhnya gemetaran, ini pertama kalinya ia balas melawan orang yang menindas dirinya.

Rey memegang dadanya, jantungnya berdebar-debar, butuh kepercayaan diri ekstra baginya berbicara tegas seperti barusan.

"Tenang Rey, kamu sekarang memiliki uang, tidak perlu takut dengan apa pun lagi," ucapnya menyemangati diri sendiri sambil menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya.

Akan tetapi Rey sudah terbiasa dengan menundukkan kepala didepan orang lain, walaupun berusaha menenangkan diri, tetap saja tubuhnya masih gemetaran, detak jantungnya juga masih tidak beraturan seperti sehabis melihat sosok yang menyeramkan saja.

Rey melihat keseliling, terlihat begitu banyak orang berlalu lalang dengan pakaian yang rapi, berbeda dengan dirinya yang tampak begitu lusuh. Ketegangan pria itu semakin bertambah saat ada Security yang berjaga didalam menghampiri.

Semua keberanian Rey sudah ia keluarkan saat menghadapi dua Security didepan Mall, sekarang datang lagi orang yang membuatnya takut.

Security akan menegur Rey. Namun, tiba-tiba seseorang merangkul lengannya dengan mesra. "Malah bengong di sini, katanya mau beli pakaian," ucapnya lembut.

"Maaf Nona, apa pria lusuh ini kenalan anda?" tanya Security yang mendekat.

Avril mengerutkan kening, menatap tajam Security. "Walaupun lusuh dia bukan gelandangan!" ucapnya ketus.

"Eh ...." Security seketika langsung terdiam, ia tidak berani berbicara lagi, mengingat penampilan Avril tampak tidak terlihat seperti orang biasa dan rasanya ia pernah melihat wanita didepannya yang terasa tidak asing.

"Ayo Rey, kita pergi ke toko itu, di sana banyak pakaian bagus," ajak Avril lembut.

Rey tidak menjawab, pria itu hanya mengangguk pelan mengikuti Avril tanpa berbicara sepatah kata pun.

Jelas saja Rey bingung ketika Avril tiba-tiba datang merangkulnya, padahal tadi ia sudah tidak memiliki harapan sama sekali.

Setelah jauh dari Security Avril melepaskan rangkulannya. "Huh ... hampir saja kamu di usir dari sini, lain kali kenakan pakaian yang layak Rey," ucapnya lembut.

"I-Iya," jawabnya singkat.

Avril tersenyum. "Ayo, aku ajak kamu ke toko langganan ku, di sana bagus-bagus pakaiannya," ucapnya sambil menarik tangan Rey.

Pria lusuh itu hanya bisa mengangguk mengikuti ajakan Avril tanpa menolak sama sekali.

Hari itu seperti mimpi bagi Rey, bukan hanya ia mendapatkan Sistem untuk merubah tubuhnya, tapi seorang bidadari juga datang menemuinya, menemani ia belanja di Mall. Pria itu baru merasakan apa itu kebahagian.

Avril benar-benar seperti kekasih Rey, ia memilihkan pakaian untuknya, bahkan rela menemani pria itu makan di kedai Mall setelah selesai berbicara.

Penampilan Rey sudah berubah drastis berkat pemilihan pakaian dari Avril, walaupun tubuhnya masih bau, beberapa hari belum mandi. Namun, Avril tidak risih sama sekali dengan Rey.

Mereka berdua pun keluar Mall setelah selesai berbelanja dan makan bersama didalam Mall.

"Terima kasih Vril," ucap Rey saat keluar menuju parkiran.

"Terima kasih buat apa, harusnya aku yang berterima kasih, kamu sudah membelikan aku pakaian dan mentraktir makan tadi," jawab wanita itu sambil tersenyum.

Rey menggelengkan kepalanya. "Bukan itu, kamu orang pertama yang menganggap aku ada," ucapnya serius.

Avril mengerutkan keningnya. "Aneh kamu ini, sudahlah ayo kita pulang, biar aku antar sebagai tanda terima kasih," ajaknya mengabaikan ucapan Rey.

[ Misi Terpicu, selamatkan seorang wanita yang akan di culik.

Hadiah Misi : Apartemen Golden Home dan Kemampuan Beladiri campuran.]

Rey akan berbicara lagi, tiba-tiba ia mendengar pemberitahuan dari Sistem. Sontak saja pria tersebut langsung terdiam seketika.

Melihat Rey terdiam Avril menegurnya. "Kenapa kamu diam, ayo kita pulang!"

Rey tidak menjawab, ia langsung celingukan ke sana kemari mencari wanita yang akan di culik. Avril mengernyitkan dahi melihat Rey yang tiba-tiba bertingkah aneh.

"Rey a ...."

Avril akan menegur Rey kembali, tiba-tiba pria itu memberikan barang belanjaan kepadanya, saat melihat wanita yang akan di culik.

"Kamu tunggu sebentar!" ucap Rey seraya berlari meninggalkan Avril.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status