Share

Murka Pertama

“Jadwal apa?” Anira melotot menatap sahabatnya itu. “Liburan apa?”

“Kan tadi lo udah setuju.”

Wajah Reksa terlihat kalem, sebelah alisnya terangkat. Meski mereka terpisah layar, tapi Anira seolah bisa merasakan ketidakpuasan pria itu. “Lo lupa? Tadi lo udah bilang iya.”

“Astaga!”

“Sisi mau ikut liburan!” Dengan polosnya anak itu berteriak semangat.

Anira menepuk jidatnya. “Nggak semendadak ini juga. Kita belum merencanakan apa-apa.”

“Tadi lo udah bilang iya.” Reksa mengingatkan. “Kalau ini penipuan, lo udah tertipu dari tadi dan masih belum sadar!” ujarnya memperingatkan.

Dia sudah menduga kalau gadis itu akan kebingungan, dari responnya yang setengah hati tadi siang. Makanya dia sengaja mengingatkan kembali ke Anira di malam hari.

Anira perlu mengerutkan keningnya, untuk mengingat apa yang dimaksud Reksa. Karena sibuk, dia bahkan lupa kalau tadi siang dia sempat berbicara dengan Reksa.

“Lo tahu gue lagi nggak fokus.”

“Gue udah mastiin lagi tadi, dan lo bilang iya. Gue udah pesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status