Share

Ternyata ....

“Ya ampun, Mas.”

Aku meringis melihat dahinya memar.

“Kamu kenapa sih?” tanya Mas Damar sambil mengelus dahinya.

“Una, Una. Cepetan dong, aku buru-buru nih.” Desi berteriak dari luar sambil menggedor pintu.

Dia bisa membangunkan Aslan jika membuat ribut begitu.

Aku menarik Mas Damar ke kamar.

Ini menyangkut harga diri, aku tidak mau ada keributan disini meskipun iya Mas Damar dan Desi selingkuh. Tapi aku tidak ingin semua itu terbongkar dan menjadi konsumsi publik, itu aib.

Apalagi Desi tidak akan diam saja jika tahu Mas Damar suamiku, bisa jadi seluruh desa tahu. Bukan tidak ingin mempertemukan mereka dan meminta penjelasan langsung dari kedua belah pihak. Banyak yang harus aku pertimbangkan termasuk bukti yang harus ada di tangan.

“Kamu diem disini, jangan keluar. Kunci mobil mana?”

“Di saku jaket.”

Aku meraih jaketnya yang tersampir di kursi dan merogoh kunci dari dalamnya.

“Pokoknya jangan keluar kalau kamu nggak mau celaka.” Aku memperingatkannya sebelum menemui Desi.

Mungkin jik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status