Share

Lelang Istri
Lelang Istri
Penulis: Bintang Satria

Part 1 (Tawaran Istri)

Kalau bini aku gimana? Harga bisa nego, lah]

Degg!

Chat yang dikirim Galang kepada Ferdy sontak membuat Ferdy terdiam sejenak. Ia masih mencoba mencerna, apa yang dimaksud oleh Galang dari chatnya barusan. Bercandaan? Jika memang ini sebuah bercandaan seperti yang biasa dilakuan Galang padanya, rasanya ini bukanlah sebuah bercandaan yang kurang pantas. Apalagi tentang istri sendiri, seseorang yang harusnya dia jaga melebihi dirinya sendiri.

Tidak membalas.

Ferdy hanya membiarkan chat tersebut. Sampai akhirnya, Galang kembali mengirimkan pesan padanya. [Gimana, Fer? Kamu mau, gak? Kenapa diam aja, sih?]

Ferdy membaca chat itu, kemudian membalas [Gak lucu bercandan, Lu, Lang. Aku nih cari calon istri, jangan dibercandain gini, deh.]

[Aku gak becanda, Fer! Ok gini aja, siang nanti kita ketemu di cafe biasa. Gimana?]

[Kamu serius, Lang?]

[Sudah, jam satu siang nanti di cafe biasa. Aku tunggu.]

Masih tidak percaya.

Dengan apa yang dikatakan oleh Galang. Satu sisi, Ferdy saat ini sedang kalut dengan permintaan sang ibu untuk segera menikah. Di usianya yang sudah tidak lagi muda, paksaan untuk segera mencari istri bukanlah hal yang mudah. Apalagi, dalam benak Ferdy tidak ada kata main-main soal pernikahan. Ia ingin, selama hidupnya hanya akan satu kali menikah. Dan itu, harus dengan seseorang yang tepat. Tidak begitu masalah baginya, tentang bagaimana status dan layar belakang wanita itu kelak. Yang pasti, wanita itu harus benar-benar sayang kepadanya dan keluarga.

Ferdy sendiri.

Adalah seorang pengusaha sukses. Ia memiliki banyak sekali bisnis yang bertebaran beberapa kota di Indonesia. Masa mudanya, dia habiskan untuk merintis bisnis itu hingga sekarang. Hal itu yang membuat, sampai detik ini ia masih belum memiliki pacar apalagi pasangan hidup. Hanya fokus kepada kerja dan kerja.

Sementara Galang sendiri, adalah teman masa kecilnya yang memiliki jalan hidup berbeda dengannya. Galang adalah seorang pengusaha ambisius, yang selalu ingin cepat mencapai segalanya dalam waktu yang singkat. Mereka sering bertukar pikiran tentang banyak hal, termasuk soal masalah pribadi. Ferdy sadar, saat ini bisnis Galang memang sedang merosot tajam. Beberapa usahanya gulung tikar. Pasti, semua hal itu akan menimbulkan masalah pelik dalam keuangannya. Karena sudah tidak bisa dipungkiri, jika banyak pengusaha menggunakan pinjaman dari bank untuk mengembangkan dan mengelola usahanya itu. Ya, Galang memang saat ini sedang krisis. Tapi apa mungkin dia sampai nekat melelang sang istri? Ini gila!

************************

12:46.

Jam istirahat siang tiba. Ferdy pun langsung bergegas, menuju cafe seperti yang sudah dijanjikan oleh Galang. Salah satu cafe yang cukup terkenal di kota ini. Yang memang, menjadi favorit mereka berdua sejak beberapa waktu belakangan.

[Aku udah sampai ni, Fer. Kamu dimana?] sebuah chat masuk dari Galang, sementara Ferdy masih dalam perjalanan.

[Bentar lagi aku nyampe, kamu pesan makanan aja dulu.]

[Ok.]

Pukul satu lebih lima belas menit.

Ferdy pun tiba di cafe. Tidak jauh dari parkiran, dia melihat sebuah mobil SUV tahun dua ribu dua puluh dua terparkir. Ya, itu mobil Galang. Ternyata benar dia sudah sampai.

Melihat kedatangan Ferdy, Galang pun langsung bangkit dari tempat duduknya dan langsung menyapa, "Hai, Bro. Akhirnya sampai juga. Gimana perjalanan, lancar?"

"Alhamdulillah, Bro. Cuma macet dikit tadi di dekat areal sekolahan. Sudah biasa, kok," jawab Ferdy santai "Ohh ya, kok kamu belum pesan makanan? Sudah waktunya makan siang ini."

"Susah, aku sudah pesan. Memang tadi aku minta diantar ketikan kamu datang. Biar bisa makan barengan," jawab Galang, lelaki berambut gondrong dengan style jas biru mudanya.

Galang sendiri adalah pemuda yang bisa dikatakan nyaris sempurna. Dia tampan, tubuh tinggi proporsional, pengusaha, dan juga pintar. Jarang sekali, lelaki seperti dia ditolak kaum hawa. Berbeda dengan Ferdy, yang kurang begitu peduli dengan style. Dia apa adanya, karena selama ini dalam benaknya hanya ada kerja dan kerja.

"Ini foto istri aku, gimana, cantik, bukan?" ucap Galang sembari menunjukkan foto pernikahan mereka di gawainya.

"Apaan, sih, Lang? Ngomong yang serius aja. Gak lucu bercandan kamu," umpat Ferdy kesal, tanpa melihat dengan jelas wajah wanita di dalam foto itu.

Galang tertawa kecil, "Siapa yang becanda, Fer? Aku serius!"

Ferdy langsung mengerutkan alis, "Aku tahu, Lang. Sekarang usaha kamu lagi sulit. Tapi gak kaya gini juga caranya! Banyak hal yang bisa kamu lakukan. Gak perlu sama menawarkan istrimu pada orang lain. Apalagi aku."

Terlihat, Galang menarik napas panjang.

Kemudian, menyeruput segelas kopi yang sudah ia pesan sejak awal, "Gini, Fer. Mungkin aku salah, kalau memang aku dengan sengaja memaksa istriku sendiri untuk menikah dengan pria lain. Iya aku tahu itu salah. Tapi gimana jika istriku mau dan setuju dengan tawaran ini? Lagian, sampai sekarang hubungan kami juga gak baik-baik amat. Anak juga kami belum punya. Lantas apa yang harus ditakutkan?"

"Gak, Lang. Ini gila! Aku gak mungkin nikah dengan istri sahabatku sendiri. Sudah, bahas yang lain saja."

"Ok gini. Memang gak mungkin, kalau belum dicoba bukan? Gimana, kalau kamu coba lebih dekat lagi dengan istriku? Ya mungkin, kalian bisa mengenal lebih jauh dulu mungkin?"

Tidak menjawab.

Ferdy hanya terdiam, sampai akhirnya beberapa makanan pun dihidangkan di atas meja.

Saat Ferdy baru ingin menyuap makanan ke dalam mulut, terdengar suara handphonenya berbunyi. Terlihat, ada sebuah pesan dari Galang. "Kamu chat aku Lang?"

"Ya, itu nomor handphone istriku dan juga beberapa fotonya. Kamu bisa pikiran tawaranku. Jika memang kalian cocok, aku akan segera mengurus perceraian kami."

"Lang? Kamu sadar, gak, sih?"

"Cukup. Kamu tahu sekarang aku lagi pusing. Aku gak jual istriku, hanya berusaha mencari jalan keluar atas masalah kita berdua. Kamu bisa segera menikah, perusahaanku tidak jadi bangkrut. Suatu pilihan sepadan bukan?"

"Tapi, Lang ......"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status