Share

Bab 18

Part 18 - hilang kendali

Tanganku mengepal erat mendengar obrolan Mutiara dengan Mbak Tantri yang lagi-lagi merendahkanku. Memang sih, aku tak memberi uang nafkah padanya. Kupikir dia wanita mandiri yang bisa menghasilkan uang sendiri. Pulang dari luar negeri pastilah membawa uang banyak, bahkan aku tak mengungkit hal itu karena ia masih berduka.

Namun ... dia sekarang benar-benar berbeda, sangat berbeda. Tak seperti dulu lagi. Perhitungan dan juga membangkang.

Pagi itu aku langsung ke warung terdekat untuk sekedar ngopi dan makan gorengan. Beberapa orang laki-laki sudah berkumpul, dengan tujuan yang sama. Ngopi dan sekedar makan kudapan pagi sebagai pengganjal perut.

"Bu, kopi susu satu ya," ujarku pada pemilik warung dan langsung duduk di bangku kayu yang panjang.

Tak lama, kopi pesananku langsung terhidang.

"Hei Herdy, tumben kamu ngopi di sini lagi, istrimu gak buatin kopi?" tegur salah seorang pria yang bernama Pak Bowo.

"Dia sudah berangkat kerja, Pak," jawabku.

"Hei, hati-hati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status