Share

Kehangatan Keluarga

Langit telah menguning indah di cakrawala. Angin sejuknya menerpa wajah Ara di ambang jendela. Wanita itu tengah menikmati keindahan sore di kamarnya.

Dari sana dapat terpampang nyata dua gunung yang terlihat memesona kala tersorot cahaya mentari. Kabut-kabut tipis berarak mulai menyelimutinya. Dan entah mengapa Ara merasa tenang.

Tersadar dari semua, Ara mengelus perutnya. Teringat tawa canda Fery yang setiap waktu mengisi hari-hari Ara. Kelebatan bayangan itu sebenarnya menyiksa, tetapi memikirkan tentang buah hatinya sudah bisa mengontrol diri untuk tak terlalu membenci.

“Sebab dia ayah kamu, Nak. Setidaknya sampai saat ini bunda masih berusaha untuk tak membencinya terlalu dalam. Nanti setelah kembali ke kota, bunda janji akan tetap mencari tahu keberadaan mereka,” janjinya yakin. Bibir itu melengkungkan garis tipis penuh makna harap.

***

“Apa, Ra? Kamu mau kembali ke kota? Kapan?”

Selesai makan malam, Ara langsung menyampaikan niatnya yang akan pergi ke Jakarta.

“Rencananya besok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status