Share

Berjalan Di Pantai

“Hoeek!”

Ara kembali muntah. Posisinya saat itu ia di pinggir jalan. Rangga menepikan mobilnya darurat setelah wanita yang ia cinta berkata mual dan tak tahan ingin mengeluarkan semua makanan yang telah ia cerna sebelumnya.

“Hoeek!”

Rangga turun dari mobil. Membantu Ara dengan memijat tengkuk wanita itu lembut.

“Udah, Mas. Jangan. Jijik, tau.” Ara mengelap sudut bibirnya dengan tisu. Setelah berupaya menahan mual yang menyiksa, akhirnya lumayan lega usai dikeluarkan hampir semua.

Persis kata Ara, jijik. Sebab kali ini Ara muntah di tepi jalan, bukan di toilet.

“Enggak apa-apa. Lanjutkan. Aku enggak merasa jijik, kok.”

Ara ingin menolak lagi karena malu. Rangga belum menjadi suaminya, tetapi sudah memerhatikan sampai seperti ini. Ia merasa tak enak hati.

Namun, mual kembali menyerang sebelum mulutnya mengatakan soal penolakan itu. Ara kembali tersiksa.

“Yaah, sayang banget itu sup keluar lagi. Padahal rasanya enak,” keluh Ara susah payah mengatur napas.

Rangga tersenyum simpul.

“Kita bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status