Share

Pertemuan Tak Terencana

Mata Rangga merah. Perih. Sekelilingnya menghitam. Pagi itu dirinya sungguh lemas bukan main. Setelah semalaman berjuang setengah gila menahan nafsu yang membuncah dalam dada. Dia tak tidur dan berakhir begadang sampai matahari terbit.

‘Nggak enak banget rasanya,’ batin Rangga masih sebal.

Dia lelaki normal. Ingin juga merasakan kehangatan itu. Namun, ia tak bisa. Sebab, wanita yang ia cinta dan tidur di apartemen sama dengannya itu bukanlah wanisa sah-nya.

Rangga tak segila itu sampai harus merayu Ara atau bermain dengan sabun di kamar mandi. Ia sangat mengutamakan harga dirinya sebagai laki-laki dewasa.

“Mana mungkin aku harus melepas keperjakaanku dengan sabun. Konyol,” gumamnya semalam.

Kasihan sekali dia.

Ara berjibaku di dapur sekarang. Tumben.

Wanita itu sebenarnya merasa bersalah karena membuat Rangga tidur di sofa semalaman. Karena di apartemen tersebut memang hanya tersedia satu kamar saja, dan Ara tak bisa berbagi ruang. Jadi, untuk menebus kesalahannya, pagi ini Ara menyia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status