Share

Lusia
Lusia
Penulis: Elios

1

                Lusia. Gadis berparas cantik dengan rambut panjang yang terurai berantakan. Gadis itu berlari tanpa alas kaki yang mengakibatkan telapak kakinya terasa perih.

                Lusia sudah berlari sangat jauh. Telapak kakinya bahkan tak ayal ada yang lecet dan berdarah. Tapi yang Lusia tau, ia harus tetap berlari sejauh mungkin. Ia harus menghindari keluarganya sendiri. Ralat.

                Lusia kabur dari rumahnya, ia meninggalkan rumah dengan orang tua yang sudah membesarkannya sejak tujuh belas tahun yang lalu.

                Lusia bukan anak kandung, ia adalah anak angkat yang di perlakukan dengan tidak manusiawi. Bertahun tahun menahan perlakuan tidak menyenangkan dari kedua orang tua angkatnya. Malam ini, Lusia sudah tidak tahan lagi saat Bronk. Ayah angkatnya menggerayangi tubuhnya dan hendak melecehkannya.

                Saat Lusia berteriak meminta pertolongan, yang terjadi adalah kebalikannya. Korban di jadikan kambing hitam. Ibu tirinya mengira Lusia – lah yang sudah menggoda ayah angkatnya. Dan bersikap tak tau diri.

                Lusia di gerek ke lumbung dan di siksa, tapi meskipun sudah ketangkap basah. Bronk tidak berhenti dalam usahanya untuk melecehkan Lusia, ia menyelinap masuk dan hendak melecehkan Lusia lagi. Tapi beruntung. Karena Lusia adalah gadis yang belajar dari pengalaman.

                Berada di lumbung gelap, membuat Lusia harus berjaga – jaga. Ia menajamkan mata dan pendengarannya jauh dari biasanya. Dan begitu Bronk menyelinap masuk, Lusia langsung menerjangnya. Mereka saling serang dan terkam. Tapi Lusia menang, karena ia telah memukul kepala Bronk dengan batu bata yang ia temukan di bawah tumpukan jerami.

                Bronk terkapar di tanah dingin malam ini, dan Lusia tidak tau apakah ayah angkatnya itu masih hidup ataukan sudah mati.

                Dan itulah, kisah singkat kenapa Lusia berlari tak tentu arah di tengah malam seperti ini.

                Lusia tidak bisa berteriak meminta tolong, karena pada dasarnya ia adalah pelaku yang sedang melarikan diri.

                Brugh! Berlari tanpa melihat ke depan. Lusia menabrak tubuh yang jauh lebih besar darinya hingga tubuhnya terpental di aspal.

                “Aw!” teriak Lusia kesakitan, tanganya tertindih tubuhnya sendiri.

                Buru – buru orang yang di tabrak Lusia itu mendekati Lusia.

                “Anda tidak apa apa Nona?”

                Lusia mendongakan kepalanya, ia kini bersitatap dengan laki – laki tegap. Lusia kira usianya lebih tua darinya. Apalagi dengan kumis dan brewok di wajahnya.

                “Apa ada yang sakit?” tanya laki – laki itu lagi, sembari mengulurkan tanganya.

                Lusia menggelengkan kepala, “Tidak, tidak apa apa.” Lusia menolak uluran tangan laki – laki itu dan hendak bangkit untuk pergi. Ia takut kalau Yensen, Kakak angkatnya, sudah mengetahui kondisi Bronk dan sedang mengejarnya.

                Laki – laki itu mengamati cara Lusia bangkit yang terlihat sangat kesakitan.

                “Aw... “ Lusia sekarang bahkan tidak bisa bangkit, apa lagi berlari. Kakinya terkilir. Dan rasanya sangat sakit... sekali.

                Laki – laki itu kembali mendekati Lusia, ia kembali mengulurkan tanganya untuk membantu Lusia.

                “Tenanglah Nona, saya bukan orang jahat.” Laki – laki itu tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya, “Saya sedang dalam perjalanan untuk ke Bar di ujung gang sana.”

                Laki – laki itu menunjuk ke arah gang yang cukup lebar, “Di sana ada Bar, saya pemiliknya. Kalau Nona menerima bantuan dan permintan maaf saya, saya akan bawa Nona ke sana dan mengobati luka Nona.... “

                Lusia nampak ragu untuk menerima uluran tangan itu, tapi ia tak bisa melarikan diri dengan kaki terkilir dan rasa sakit yang luar biasa seperti ini.

                “Apa-  apa saya...” Lusia ragu untuk melanjutkan pertanyaanya.

                “Hem?”

                “Apa saya bisa bersembunyi di sana, sebentar saja.... “ Lusia menatap laki – laki di hadapanya dengan tatapan memelas. Baru kali ini ia meminta bantuan pada orang asing. Tapi, wajah laki – laki ini tidak terlihat mengerikan apalagi untuk di tuduh menjadi orang jahat.

                Dan laki - laki itu mengangguk, mengiyakan.

                “Baiklah, kalau anda memang sedang butuh tempat berembunyi Nona.” Ucap laki – laki itu, tak keberatan dan menyanggupi.

                Ia kembali mengulurkan tanganya, “Mari... “

                Dan kali ini Lusia menerima uluran tangan itu. ia di tarik dan di papah menuju gang itu. Dan memang tak bohong, di gang itu ada bangunan tua yang di jadikan bar dengan lampu kelap kelip di jendela luarnya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Arief Mixagrip
menarik sekali
goodnovel comment avatar
Charlotte Lee
menarik sih ceritanya.. mau follow akun sosmed nya dong kalo boleh?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status