Share

bab 44. Perasaan Laila

Semua mata menatap ke asal suara. Tampak Laila sedang terpaku dengan pecahan gelas dan toples kaca yang berhamburan di kakinya.

"Laila, kamu kenapa?" tanya Rini, ibunya mendekat ke arah Laila.

Laila menatap orang-orang yang duduk di kursi ruang tamunya dengan panik.

"Maafkan Laila, Bu. Laila tidak sengaja menjatuhkan baki. Mungkin tangan Laila licin," sahut Laila merasa tak enak saat seluruh pandangan mata terarah padanya.

Diam-diam Laila merasa cemburu dan takut jika dokter Marzuki benar-benar akan dijodohkan dengan kakak perempuan nya.

"Oalah, mungkin kamu pusing karena kebanyakan belajar, Nduk. Ya sudah, biar ibu yang menyiapkan cemilan serta minumannya," sahut Rini seraya membantu Laila memunguti sisa pecahan gelas berisi teh dan stoples berisi kacang atom dan keripik singkong lalu meletakkan nya di atas baki.

"Udahlah, wajah mu begitu pucat. Kamu kembali lagi ke kamar saja. Istirahat. Lusa kamu kan ujian," tukas ibu Laila.

Laila menggelengkan kepalanya. "Tidak, Bu. Laila b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status