Share

BAB 14: Terkepung

Di dekat danau Hutan Terlarang, Awan dan Rosie tampak masih berjalan, memecah keheningan malam. Sambil tetap menyapukan pandangan ke seluruh penjuru danau, mencari keberadaan sahabatnya, Cantigi dan Jhagad yang terjatuh ke jurang dengan sungai mengalir di bawahnya.

KRU…KRUUU

Malam di Hutan Terlarang benar-benar sunyi, nyaris tidak terdengar suara apa pun kecuali suara burung hantu yang sedari tadi terus berbunyi. Atau suara kepak sayap kelelawar yang samar-samar terdengar ketika melintas. Semakin jauh kaki melangkah menyusuri kawasan Hutan Terlarang, satu hal yang masih sama, perasaan dilihat entah oleh apa atau siapa.

“Wan! Kau lihat itu?” kata Rosie sambil menunjuk ke tanah di depannya.

Awan tidak menjawab, namun langsung mengambil posisi jongkok, mendekati tanah yang ditunjuk oleh Rosie. Perlahan Awan mengarahkan cahaya headlamp miliknya ke arah tanah di depannya.

 

WiRahayuSsi

Semakin malam, suasana Hutan Terlarang semakin syahdu saja. Untuk yang sudah pernah mendaki gunung, pastilah tahu, bahwa setiap Hutan akan benar-benar memberikan sensasi berbeda ketika dilewati malam hari. Pohon cemara apalagi, ketika terang, pagi atau siang, memang tampak cantik sekali, tapi ketika malam, hmm.. seperti dekorasi yang benar-benar membuat lengkap suasana Hutan yang membuat bulu roma berdiri, setiap kali tanpa sengaja tersorot cahaya headlamp para pendaki. Benar bukan? ^^

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status