Share

BAB 18: Jogoboyo Pondok

Sosok yang tinggi besar dengan kalung tulang belulang itu terlihat berdiri menatap mereka berempat. Ekspresinya datar, namun sorot matanya memang tajam. Rambutnya panjang dan agak acak acakan. Pertama kali melihatnya tentu saja orang bisa terkejut dibuatnya.

“Pak Jogoboyo!” sapa Cantigi sambil tersenyum kepada sosok itu.

“Eh?” Rosie kaget sambil menelan ludah melihat ke arah Cantigi.

“Ros, Wan, beliau Jogoboyo di pondokan ini. Pak, ini teman kami, Rosie dan Awan,” kata Jhagad memperkenalkan.

Jogoboyo itu hanya mengangguk pelan dengan ekspresi yang tetap datar. Menatap satu per satu per satu ke arah Rosie dan Awan. Kemudian tersenyum tipis, tatkala melihat Awan. 

“Ehm. Mohon maaf Pak, apakah teman kami ini juga boleh menginap di sini malam ini?” tanya Jhagad dengan sopan.

Sambil terus melangkah, Jogoboyo itu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status