Share

Bab 43 Muka Tembok

"Selama ini saya bersabar menerimamu, semua karena Bagas yang meminta! Saya diam dan mencoba berpikir bahwa kamu memang jodoh anakku walaupun sebenarnya saya sakit hati! Sekarang, dengan nggak tau dirinya, kamu mau menceraikan anak saya! Kamu pikir kamu siapa, hah?" Ibu mertua memotong ucapanku dengan bentakan dan kata-kata yang sungguh menggores hati.

"Kuperingatkan padamu, Dewi! Jika memang kamu mau bercerai, pergilah! Tapi jangan membawa apapun juga! Faham!" ucapnya lagi. Aku hanya diam tak menanggapi. Percuma, meskipun tau Mas Bagas salah, Mama pasti akan membelanya. Itulah orang tua.

"Ingat itu!" ucapnya lagi lalu memutus sepihak panggilan. Aku beristighfar berulang kali.

"Sabar, Dewi! Dia orang tua, nggak usah di peduliin." Aku membujuk hati biar tidak merasa sakit.

Memang apa yang mereka lalukan padaku sangat menyakitkan, tapi aku akan membalasnya dengan caraku sendiri. Diam dan meninggalkan itu adalah caraku. Jika aku bertindak bar-bar, dan mencaci–maki, maka apa bedanya aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status