Share

Zia Syok

“Selamat pagi, Nona Zia,” sapa bi Asti saat Zia baru saja membuka pintu kamarnya.

“Selamat pagi, Bi Asti,” balas Zia diakhiri senyuman ramahnya.

Gadis melirik ke lantai dua, tepatnya ke arah kamar Sean setelah menjawab sapaan bi Asti. Entah kenapa ia merasa penasaran dengan lelaki itu. Sepulangnya tadi malam, tepatnya setelah ia mengatakan tak akan mengelak, Sean hanya memilih diam dan tak banyak bertanya.

“Tuan Sean sudah berangkat pagi-pagi sekali, Nona,” ucap bi Asti menyadari raut wajah Zia penuh tanya.

Zia hampir tersentak. Sejelas itukah rasa penasarannya di wajahnya? Gadis itu menggigit bibir bawahnya menyadari bi Asti tersenyum padanya. Ia lalu menatap jam dinding pada tembok ruang tengah.

“Pagi-pagi sekali?” guman Zia seraya memasang wajah heran.

Mungkinkah Sean menghindarinya, tebak Zia. Sejujurnya ia merasa heran karena pamannya terdiam sejak pulang tadi malam. Zia pun mencoba mengingat ulang rangkaian kejadian tadi malam.

“Ada apa, Nona Zia? Apakah Nona memerlukan sesuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status