Share

Bab 27

"Ibu yakin, nggak mau ikut?" tanyaku lagi.

Ibu bersikukuh untuk tak ikut ke kampungku. Kakinya sekarang sering sakit apabila menempuh perjalanan jauh, katanya.

"Yakin, Ning. Kalian pergi lah, hati-hati di jalan. Ibu di sini kan banyak temannya."

"Iya, Bu Nining, percayakan sama saya," ucap Desi padaku. Aku masih merasa risih ia memanggilku dengan sebutan ibu. Tapi jika tidak begitu, nanti bisa-bisa Bu Mega marah.

"Ya sudah, kami berangkat ya, Bu. Hati-hati di rumah. Nanti Pak Jaidi akan di sini. Menjaga rumah," ucap Mas Andra.

Pak jaidi adalah bekas satpam rumah ini. Sekarang posisi satpam kosong, entah kenapa Mas Andra ataupun Ibu tak mencari orang lagi semenjak Pak Ahmad memutuskan resign selepas aku dan Mas Andra menikah.

"Dadah Oma, Key ke rumah Nenek dulu."

"Iya, Sayang. Ingat, jangan merepotkan Nenek dan Kakek, ya?"

"Siap, Nek."

Kami pun pergi, meskipun berat, namun aku merasa senang karena akan menemui kedua orang tuaku.

"Makasih ya, Mas, sudah mau ke kampung. Aku sene
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status