Share

23 Minta Jatah, Boleh?

“Mereka kan ada kek semacam jatah gitu,” jawab Deo hati-hati.

“Jatah apaan?” Veren mengangkat wajahnya ke arah Deo. “Jatah ronda? Ngapain elo ikut, lo kan tidurnya nomaden kek manusia purba. Kadang di rumah gue, kadang di rumah lo sendiri. ‘Napa juga mesti minta jatah segala?”

Deo menyangga kepalanya dengan tangan, semakin tertarik untuk menguji sejauh mana pengetahuan Veren tentang hubungan suami istri yang sesungguhnya.

“Rondanya ya di rumah masing-masing, Ver.” Deo memberitahu. “Di kamar tertutup, dan anggota timnya cuma dua orang.”

“Hahah!” Veren malah terbahak. “Gue kok jadi ngebayangin yang enggak-enggak ya, Yo?”

Alis Deo terangkat sebelah saat mendengar kalimat Veren barusan. Syukurlah kalau ternyata dia paham apa maksud perkataannya tadi. Tanpa sadar Deo mengukir senyuman samar di wajahnya.

“Ada dua orang kan di kamar, terus lampunya dimatiin?” kata Veren antusias sambil memandang Deo. “Biar suasananya mendukung, ada lilin yang sengaja dinyalain. Yang satu ngejagain lilin, sat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status