Share

34. Darah

Dirga merasa dia sudah kehilangan hak untuk mencegah Karmila pergi. Bahunya lemas menatap kepergian Karmila. Separuh hatinya kosong.

“Kamu juga boleh pergi.”

Suara Kandita dari belakang mengagetkan Dirga.

“Semua yang dikatakan Karmila kepadamu adalah kebenaran. Kamu seharusnya tidak memercayai aku, apalagi sampai memiliki perasaan kepadaku.” Kandita kembali berkata.

“Aku enggak akan ke mana-mana,” ujar Dirga, “toh, aku enggak punya tempat untuk pulang selain di sini.”

“Aku tidak seperti dirimu, Dirga. Kita dari dua dunia yang berbeda.”

“Memangnya kenapa?” Dirga memandangi Kandita.

Cantik, itulah kesan pertama yang didapat Dirga saat melihatnya. Dirga tidak pernah melihat perempuan secantik Kandita. Bahkan saking cantiknya, tanpa diberi tahu Karmila pun dia sudah bisa mengira jika Kandita seorang peri, bidadari yang turun dari langit. Kandita jelas bukan manusia, karena tak peduli berapa banyak waktu berlalu, Kandita tidak pernah menua. Kulitnya tidak pernah keriput, wajah remajanya ab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status