Share

40. Ibu

Nurlaila menolak untuk pulang ke rumahnya.

“Tapi, Mah, kenapa?” Karmila tidak mengerti. Rumah sakit jiwa menurutnya adalah tempat yang terlalu mengerikan untuk ditinggali, belum lagi kemunculan semua entitas gaib yang senantiasa mengganggu Nurlaila. Tidak ada obat medis yang bisa menghalangi semua penampakan itu sebab kemunculannya bukanlah karena ketidakseimbangan neurotransmitter dalam kepala Nurlaila. Semua itu nyata, bukan halusinasi. Karmila tahu.

“Akan lebih aman kalau aku tetap di sini.” Nurlaila memandang Karmila dengan mata basah, tangannya gemetar.

“Aman gimana, Mah? Aku bisa mengurusi Mama di rumah. Mama akan jauh lebih baik jika tinggal di rumah sendiri daripada di sini. Enggak akan ada lagi yang bisa ganggu Mama.”

Nurlaila menggeleng, bersikeras. “Aku enggak bisa selamanya bergantung kepadamu, Sayang.” Dia membelai lembut rambut Karmila, menatapnya penuh kasih. “Bertemu denganmu adalah sebuah berkah. Mungkin ini balasan atas kebaikan yang pernah dilakukan almarhum orangtu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status