Share

43. Liontin

Mata Hendi berkilat-kilat mendengar penjelasan Anggita. “Berikan liontin itu!” Dia berpikir itu adalah kesempatan yang tak akan datang lagi, menghancurkan Kanjeng Ratu, sosok gaib yang menjadi ancamannya, mimpi buruknya, terornya, untuk selama-lamanya.

Anggita balik memandang Hendi dengan wajah pucat. Dia bisa saja menyerahkan liontin itu, tetapi setengah dari kekuatannya akan hilang. Mustahil baginya untuk bertahan di dunia yang sekarang ditinggalinya jika dia melemah. Makhluk-makhluk yang lain akan dengan mudah menghancurkannya, meremuk tubuhnya, memisah-misahkan tangan, kaki, dan kepalanya. Anggita pikir seandainya dengan begitu dia akan tewas untuk selamanya, mungkin itu tidak akan telalu buruk. Tetapi, dia tahu, angin akan datang menyatukan kembali semua anggota tubuhnya, memasukkan udara ke dalam tenggorokannya, memberinya hidup sekali lagi, lagi, dan lagi, sampai waktunya benar-benar sudah habis.

Setelah itu, mereka kembali akan mempermainkannya.

“J-jangan. Aku bersumpah, Kanje
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status