Share

38. Teror

Di rumah sakit, Karmila menunggui Hendi dengan gelisah. Ambulans yang dia panggil tidak hanya membawa Hendi tetapi sekaligus juga Nurlaila. Hendi segera masuk ruang operasi sementara Nurlaila dirujuk ke rumah sakit jiwa. Untuk sementara waktu Nurlaila harus menghabiskan hidupnya sementara di rumah sakit jiwa sebab kali itu apa yang dilakukannya sudah sangat berbahaya. Nurlaila bisa saja benar-benar membunuh Hendi.

Kondisi Hendi kritis, lukanya sudah mulai infeksi dan dia juga sudah kehilangan terlalu banyak darah. Sebelum dia masuk ruang operasi, dokter mengatakan kepada Karmila untuk mempersiapkan hati akan kemungkinan terburuk.

“Tolong, Dok, selamatkan Bang Hendi!” Karmila berkata sambil memohon-mohon.

Dokter itu menepuk-nepuk pundak Karmila, berusaha menenangkannya. “Kami berusaha yang terbaik. Saat ini pasien membutuhkan banyak kantung darah. Golongan darahnya B, dan kebetulan hanya ada satu kantung di sini, padahal kami butuh setidaknya empat kantung darah.”

“B? Golongan darah sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status