Share

81

Bagian 81

            Aku yang sudah berpikir macam-maca, lekas mengambil posisi rileks dengan menyandarkan punggung di jok. Kumundurkan lagi sandaran tempat duduk ini agar aku bisa bernapas dengan agak lega. Bukan kenapa-kenapa. Sepertinya asam lambungku naik sebab stres yang tiba-tiba melanda pasca mendengar kabar bahwa Nadya tengah berbaan dua. Tuhan, aku hanya minta agar jalan hijrahku tak berat-berat amat. Baru saja kukenakan hijab hari ini, cobaan langsung menerpa dengan cukup hebatnya. Kehadiran Nadya yang sekonyong-konyong minta ditemui, tentu saja sanggup membuat jiwaku terguncang.

            “Ris, kamu mau kan, kalau kita menemui Nadya sebentar saja di rumahnya? Kasihan dia.”  Mas Vadi mencoba terus tawar menawar denganku. Dia pasti tahu kalau aku ini sulit untuk menerima kenyataan bahwa sang mantan masih terus meminta belas kasihan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status